masukkan script iklan disini
Jakarta, 5 Sept 2025
Yus Dharman,SH.,MM ,M.Kn
Advokat/Ketua Dewan Pengawas FAPRI (Forum Advokat & Pengacara Republik Indonesia)
Globalfaktual-com - Jakarta - Ngalah, ngalih, ngamuk, ngobong (mengalah, menyingkir, mengamuk, membakar), adalah falsafah Jawa yang menggambarkan 4 (empat) tahapan dalam menghadapi permasalahan: mengalah (pasrah dan berkompromi), menyingkir (meninggalkan situasi), mengamuk (melawan dan tidak lagi berkompromi).
Dan Ngobong ( membakar yang dianggap sudah menciptakan kebencian termasuk simbol-simbol)
Urutan tersebut menunjukkan proses pengambilan keputusan yang bijaksana, di mana seseorang harus mengambil sikap mengalah terlebih dahulu jika diperlakukan tidak adil, kemudian memilih untuk mundur demi menghindari konflik namun jika terus diganggu, langkah terakhir adalah Ngamuk ekses nya adalah membakar. Seperti yang pernah dilakukan pedagang loak di Solo saat menghadapi penggusuran.
Disusul dengan hal yang sama yang terjadi pada hari jumat, 29/8/25, kerusuhan massif terjadi yang awalnya dipicu oleh protes terhadap usulan kenaikan gaji dan tunjangan baru bagi anggota Dewan Perwakilan Rakyat, serta didorong oleh ketidakpuasan publik yang mendalam terhadap kesenjangan ekonomi dan kenaikan biaya hidup
Unjuk rasa kemudian meluas menjadi bentrokan yang lebih besar setelah seorang pengemudi OJOL, Affan Kurniawan, tewas ditabrak kendaraan taktis Brimob. Kematian Affan memicu gelombang protes masyarakat, terutama dari sesama pengemudi ojek daring dan serikat mahasiswa.
generik kah amuk masaa tersebut ? atau Jangan-jangan ada penumpang gelap dengan agenda tertentu ?
Siapa dalang nya ? Macam2,
1.Pihak tertentu yg terganggu dg kebijakan Presiden Prabowo menegakan hukum dan memberantas korupsi.
2. Gerombolan Pihak Mantan.
3. Pihak yang belum kebagian kekuasaan.
4.bisa juga yang sedang berkuasa untuk me legitimasi menyingkirkan hegemoni sipil.
(Perlu dipahami, Polisi, DPR & DPRD kan Hegemoni sipil)
Lepas dari siapa yang benar dan siapa yang salah, protes dg cara kekerasaan harus segera di hentikan, karena tidak ada manfaat nya untuk Bangsa Indonesia, justru akan membawa kita ke keterpurukan yang lebih dalam, itu yang dikehendaki oleh pihak-pihak yang ingin menguasai Sumber Daya Alam kita.
Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh.
NARSUM:Yus Dharman,SH.,MM ,M.