Globalfaktual-com - BOGOR, – Tokoh adat Sunda, Tubagus Hasan, menyampaikan pentingnya membangun kembali koneksi spiritual dan budaya dengan leluhur sebagai salah satu jalan untuk mempercepat kebangkitan peradaban Nusantara. Pernyataan tersebut disampaikan dalam acara adat Seren Taun di Desa Tapos, Kecamatan Gunung Bunder, Kabupaten Bogor, pada Sabtu (29/6/2025).
Dalam sambutannya, Tubagus Hasan mengungkapkan bahwa saat ini banyak generasi muda mulai menyadari adanya “warisan tak kasat mata” dari leluhur mereka. Warisan ini, menurutnya, bukan hanya berupa budaya atau nilai-nilai, tetapi juga cita-cita besar dan pengetahuan yang belum sempat diwujudkan secara penuh oleh generasi sebelumnya.
“Kita sadar bahwa leluhur kita dulu punya ilmu tata negara, ilmu perang, kepemimpinan, ekonomi, dan cita-cita besar untuk menyatukan Nusantara. Cita-cita itu belum selesai, dan sekarang kekuatannya mengalir dalam darah kita,” kata Tubagus Hasan.
Tubagus menyebut, banyak generasi muda saat ini merasa memiliki misi besar yang tidak mereka pahami sepenuhnya. Ia menilai, ini adalah bentuk kesadaran leluhur yang mulai aktif kembali dan menunggu waktu yang tepat untuk dijalankan.
Namun, di sisi lain, ia juga mengakui bahwa tidak mudah menyeimbangkan antara identitas pribadi dengan “panggilan leluhur” yang muncul dalam kesadaran.
“Rasanya seperti membawa beban yang besar. Kita tahu kita punya potensi besar, tapi belum tahu kapan dan bagaimana harus bergerak. Ini karena cita-cita leluhur bukan pekerjaan satu generasi saja,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Tubagus Hasan juga mengkritik warisan kolonialisme dan dampak sistemik dari neo-kapitalisme yang, menurutnya, secara perlahan memutus hubungan generasi saat ini dengan leluhurnya.
“Leluhur kita sering disebut bodoh dan primitif, padahal itu adalah strategi kolonial untuk membuat kita malu terhadap akar kita sendiri. Ketika kita kehilangan koneksi dengan leluhur, kita jadi mudah dikendalikan,” ujar Tubagus Hasan.
Ia menegaskan bahwa koneksi dengan leluhur bukan bentuk mistisisme semata, tetapi jalan untuk memahami arah sejarah dan memperkuat identitas bangsa.
Seren Taun merupakan upacara adat tahunan masyarakat Sunda yang menandai akhir dan awal musim tanam. Tradisi ini juga menjadi bentuk rasa syukur kepada alam serta penghormatan kepada leluhur.
Di Desa Tapos, upacara ini dihadiri oleh masyarakat lokal, tokoh adat, pegiat budaya, serta sejumlah akademisi yang menaruh perhatian pada pelestarian kearifan lokal.
Ida